Dampak yang Terjadi dari Aplikasi New Media

Unsplash.com@William Iven



Di era globalisasi sekarang ini kita sudah tidak asing lagi dengan yang namanya internet, Dengan hadirnya internet yang merupakan pengembangan teknologi komunikasi dan informasi, maka semakin mudah mengakses berbagai informasi secara internasional. Internet (interconnected networking) merupakan sistem global dari seluruh jaringan komputer yang saling terhubung. Internet ini adalah sarana untuk kita memperoleh informasi seluas-luasnya dan dapat berkomunikasi dengan siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Kemajuan internet ini juga terasa sangat cepat, karena pada saat ini hampir semua orang bisa mengakses internet. Dengan kemajuan ini internet yang tadinya susah dijangkau oleh orang-orang yang biasa sekarang sudah bisa dinikmati oleh siapa saja dengan harga yang murah.

          Sosial media adalah media untuk interaksi sosial, dengan menggunakan teknik komunikasi yang sangat mudah.Sosial media adalah penggunaan teknologi berbasis web atau mobile untuk mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Kedatangan sosial media di Indonesia sangat berpengaruh pada perubahan kebiasaan, dan kebiasaan ini cukup berubah drastis.Blog jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk sosial media yang umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Mayoritas orang mempunyai account di media sosial. Seperti facebook, twitter, instagram, path dan masih banyak lagi. Pengguna Internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang, dari angka tersebut 95% menggunakan internet untuk mengakses jejaring social (Media Pewarta Teknologi Informasi Indonesia, 2013). Menurut Selamatta Sembiring, jejaring sosial yang sering diakses masyarakat Indonesia yaitu Facebook dan Twitter,  sehingga Indonesia mendapatkan peringkat ke Empat pengguna internet terbesar setelah USA, Brasil, dan India  (Media Pewarta Teknologi Informasi Indonesia, 2013).
Banyak penelitian yang mengungkapkan berbagai dampak negatif dan positif bagi penggunanya. Secara umum dampak negatif dari media sosial antara lain menimbulkan efek ketergantungan. Secara tidak langsung kita dituntut untuk meluangkan waktu yang lebih, bahkan terkadang kita bisa menghabiskan waktu serta menimbulkan rawan pencurian data pribadi dengan adanya hacker. Selain itu terdapat dampak positif antara lain memudahkan pengguna membentuk jaringan sosial. Misalnya, bisa berinteraksi dengan teman lama yang jauh atau teman yang saat ini tanpa ada batasan jarak dan waktu, meskipun tidak bertatap muka secara langsung. Bahkan kita dapat berinteraksi dengan orang yang belum pernah berjumpa namun dipertemukan pada jejaring sosial.  Selain itu media sosial dapat digenakan untuk mempromosikan barang yang dijual atau bidang jasa lainnya dan lain sebagainya.




DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF JEJARING SOSIAL


  • Dampak Positif : 


Memudahkan kita membentuk jaringan sosial, mulai dari teman lama, teman saat ini sampai pada teman baru.
Memudahkan untuk berkomunikasi satu teman dengan teman yang lain baik secara real time ataupun offline.
Bisa dimanfaatkan untuk media promosi/iklan dan pemberitahuan secara up-to-date 
 Memperluas jaringan pertemanan, dengan situs jejaring sosial bisa mendapat teman-teman baru
Meningkatkan angka penjualan, bagi yang memiliki bisnis atau usaha situs jejaring sosial merupakan media promosi yang gratis dan sangat efektif bagi usaha.


  • Dampak Negatif :

Menimbulkan ketergantungan.
Menciptakan dunia maya yang terkadang lebih mendoninasi daripada dunia nyata.
Dengan menggap kebebasan berpendapat dan berekpresi dalam Media sosial, menjadikannya media tersebut seperti privasi padahal apa yang kita informasikan bisa dilihat oleh orang lain maupun orang yang telah ada dalam daftar pertemanan kita padahal tidak kita tidak bisa menjamin orang orang tersebut sebaik yang kita inginkan
Situs jejaring sosial di internet membuat penggunanya memiliki dunia sendiri, sehingga tidak sedikit dari mereka tidak peduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Seseorang yang telah kecanduan situs jejaring sosial sering mengalami hal ini. Yang mengakibatkan dirinya tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya lagi.
Mereka yang seharusnya belajar sosialisai dengan lingkungan justru lebih banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di dunia maya bersama teman teman di komunitas jejaring sosialnya, yang rata-rata membahas sesuatu yang tidak penting. Akibatnya terjadi kurangnya sosialisasi dengan lingkungan.

  • Dampak negatif pada perkembangan emosi dan sosial:


Perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi juga cenderung tidak adekuat. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya. Pada pengaruh negatif dari jejaring sosial ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut : 


1.Hilangnya privacy
 Banyak yang cenderung mencantumkan identitas real dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka dapat rentan terhadap hilangnya privasi dan kemungkinan abuse terhadap foto atau video yang kurang “appropriate” yang mereka posting didalam jejaring sosialnya.  

2. Cyber-Bullying
Cyberbullying yang sering terjadi di media sosial dan elektronik akan sangat menggangu proses pendidikan, meskipun Guru atau Dosen dalam proses pembelajarannya sudah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dan tidak membosankan namun karena anak tidak konsentrasi penuh meskipun fisiknya berada di dalam kelas akan tetapi pikirannya tidak tertuju pada pembelajaran, anak akan terganggu konsentrasinya karena tidak bisa berpikir dengan tenang akibat adanya cyberbullying yang bisa jadi dilakukan oleh teman, orang yang tidak dikenali, orang yang lebih tinggi secara status sosial, dan orang yang lebih berpendidikan di tempat belajarnya.
Cyberbullying dapat mengakibatkan korban akan mengalami low-achievers, yakni tidak optimal dalam usaha belajarnya. Selama pembelajaran siswa akan mudah lupa dengan materi yang telah disampaikan oleh Guru maupun Dosen, sehingga suasana kompetitif yang biasanya terjadi di kelas akan hilang, baik kompetisi siswa dengan dirinya sendiri (self competition), kompetisi antara siswa dalam satu kelompok (intra group competition), maupun kompetisi antara kelompok (inter group competition).

3. Stranger-Danger

sering masih kurang “aware” terhadap bahaya dari orang yang tak dikenal atau yang mengenal mereka namun memalsukan identitasnya dalam jejaring sosial. Menurut Pew Research Center, "32% dari remaja online telah dihubungi oleh seseorang yang tidak ada hubungannya dengan mereka dan 7% dari remaja online tersebut mengatakan mereka merasa takut atau tidak nyaman sebagai akibat dari kontak dengan orang yang tak dikenal secara online. Di Indonesia bahkan kasus remaja yang diculik dan kemudian diperkosa oleh orang tak dikenal melalui jejaring sosial sudah banyak terjadi.

4. Cyber-Stalking
dalam jejaring sosial seperti melakukan posting tentang bagaimana rumah mereka, dimana sekolah mereka, menyebabkan orang asing yang berniat jahat sangat mudah untuk membuntuti dan bahkan membujuk mereka untuk bertemu muka dan akhirnya bisa melakukan tindakan kejahatan kepada mereka. 

Beberapa kondisi emosi yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu addiction terhadap internet, antara lain : 

a. Kecemasan, bila internet digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan maka justru akan beresiko individu untuk tidak mengatasi kecemasannya melainkan dapat mengakibatkan kecanduan.
b. Depresi, internet dapat mengalihkan sementara dari depresi namun bila digunakan tanpa kontrol justru tanpa disadari akan makin menyebabkan isolasi dari lingkungan yang akan menambah depresi. 

Dampak negatif pada perkembangan moral
Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia. Secara umum efek internet terhadap perkembangan moral diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui 4 faktor utama yang muncul dalam interaksi remaja dengan internet, yakni :

a. Lack of Affective Feedback and Remoteness from Harm. Dalam dunia nyata, suatu perilaku memiliki konsekuensi yang akan dirasakan langsung. Kondisi ini dapat menyebabkan mengembangkan perilaku moral yang tidak adekuat karena konsekuensi dari perilakunya sering tidak dirasakan secara langsung.

b. Reduced Fear of Risk of Detection and Punishment. Interaksi melalui internet dapat dilakukan secara anonim atau dengan memalsukan identitas. Hal ini menyebabkan individu dapat menghindar dari hukuman atau tanggungjawab atas suatu perilaku yang dilakukannya.

c. New Environment Means New Rules. Dunia maya melalui internet tampak seperti sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan nyata disekitar. Sehingga sering beranggapan bahwa di dunia maya mereka boleh menerapkan aturan baru yang berbeda dengan aturan di dunia nyata yang sering bertentangan dengan dunia nyata.

d. Perceptions of Social Injustice and Corruption. Adanya internet menyebabkan individu yang merasa ketidakadilan merasa berhak untuk memberikan perlawanan melalui internet. Mulai dari perilaku menentang dengan mengemukakan pendapat, hacking sampai dengan membongkar secara umum hal-hal yang dianggap rahasia namun potensial menimbulkan ketidakadilan

Dampak positif pada perkembangan sosial dan emosi
Bila orang dewasa cenderung melakukan interaksi yang pertamakali dengan internet karena alasan pekerjaan, maka umumnya remaja memulainya karena alasan bermain kemudian dikembangkan kemampuan kreatif, interaksi yang baik dengan teman yang lain, mengembangkan kemampuan komunikasi, bahkan memperkaya kemampuan berbahasa.
Perkembangan sosial dan emosi yang mungkin didukung oleh adanya jejaring sosial melalui internet adalah :

a. Relationship building & Cultural Awareness. Situs jejaring sosial jaringan memungkinkan untuk bertemu teman baru dari negara lain, juga dapat tetap berhubungan atau membina hubungan kembali dengan teman-teman masa lalu mereka yang mungkin sudah tinggal jauh dari lingkungan mereka.

b. Identity. dapat berbagi minat dengan yang lain, bergabung dengan kelompok, mengembangkan rasa independent, dan bisa terlibat dalam ekspresi diri yang positif dengan mempersonalisasi halaman profil dan berpartisipasi dalam diskusi tentang topik-topik yang menarik perhatian mereka.

c. Self-Esteem. Berkaitan dengan pembentukan identitas di atas, jaringan sosial dapat membantu membangun harga diri dan meningkatkan kepercayaan diri.

d. Battling Depression. Adanya dukungan sosial dapat sangat membantu untuk mengatasi depresi. 

Dampak positif pada perkembangan moral
Beberapa aksi kemanusiaan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar seperti bencana alam dapat diakses langsung oleh masyarakat luas, termasuk juga remaja pengguna internet. Aksi tersebut sering memicu tumbuhnya solidaritas untuk merasakan bahkan membantu individu lain yang sedang tertimpa musibah. Hal tersebut dapat mendorong perkembangan moral yang adekuat.

Comments

Popular posts from this blog

Sejarah, Konsep, dan Penerapan New Media di Berbagai Situs

Ada Yang Salah Dengan Logo Google Tahun 2015-Sekarang?

PENJELASAN TENTANG DESAIN SKENARIO, SCRIPT DAN STORYBOARD DALAM PEMBUATAN GAME