Wawancara dan Observasi Ilmu Budaya Dasar
Wawancara dengan salah satu penduduk JatiKramat
I. Latar Belakang
Ilmu budaya dasar adalah ilmu yang mempelajari tentang permasalahan-permasalahan manusia dan kebudayaan. Setelah mempelajari ilmu budaya dasar lebih lanjut lagi, diharapkan kita dapat menjadi pribadi manusia yang lebih terbuka satu sama lain, lebih berbudaya dan lebih halus.
Ilmu Budaya Dasar (IBD) tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji msalah-masalah manusia dan kebudayaan, dengan demikian jelas bahwa mata kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik seorang pakar dalam salah satu bidang keahlian (disiplin) yang termasuk. Dalam pengetahuan budaya, akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
II. Tujuan
Tujuan belajar ilmu budaya dasar untuk membentuk pola pemikiran manusia lebih kritis dalam suatu permasalahan dan melatih cara berkomunikasi antar satu sama lain. Di samping itu bisa membangun mahasiswa agar menjadi calom pemimpin bangsa dan negara yang di siplin dan menjunjung nilai-nilai kebudayaan negaranya sendiri.
III. Tujuan dari Wawancara
1. Dapat mengetahui tempat-tempat yang sebenarnya masih jarang diketahui umum tetapi mempunyai nilai sejarah yang besar.
2. Mengetahui keadaan dan sejarah dari tempat JatiKramat yang berada di daerah Bekasi Pondok Gede.
IV. Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari/Tanggal : Senin, 27-03-2017
Waktu : 20.00 WIB
Tempat : Jalan Jati Kramat 2, Gg.H.Ali, Jati. Asih, Bekasi, Pondok Gede.
V. Wawancara dengan salah satu penduduk Jati Kramat
Ruyan Nur Adnan merupakan salah satu seorang penduduk dari Jati Kramat, Beliau sudah 19 tahun bertempat tinggal di daerah tersebut. Banyak cerita dari yang beliau sampaikan, tetapi hanya sedikit sejarah dari Desa Jati Kramat dan keadaan Desa Jati Kramat yang sudah ramai dengan penduduk yang akan saya tulis.
Pada saat bertemu dengan Beliau, saya bertanya mengenai budaya penduduk di daerah Jati Kramat. Dan Beliau berpendapat bahwa di daerahnya mayoritas penduduk Jati Kramat adalah orang Jawa. Budaya Jawa di daerah tersebut masih sangat kental. Beliau juga memberitahu saya bahwa setiap 1 tahun sekali mengadakan ziarah kubur ke makam sesepuh di Jati Kramat. Bukan hanya sesepuh dari masing-masing keluarga penduduk tersebut, tetapi banyak sekali tokoh-tokoh keagamaan yang berjasa karena telah membawa dan menyebarkan agama Islam di daerah tersebut dan sekitarnya.
Mbah Kandong adalah penemu desa Jati Kramat. Dan Makam keramat mbah Kandong, makam yang sering di kunjungi para peziarah dari berbagai daerah. Makam ini menjadi asal-usul dari nama Desa JatiKramat yang dulunya adalah daerah yang dipenuhi dengan pohon jati yang lebat.
Menurut cerita mbah Kandong adalah seorang penyebar agama Islam di daerah Bekasi, tentang nama asli beliau ada yang menyebutkan bahwa mbah Kandong adalah Syekh Su’ud atau Syekh Sarifudin keturunan Sultan Banten yang lari dari kejaran penjajah saat peristiwa pangeran Jayakarta yang membuang jubah sorbannya ke dalam sumur di Mangga Dua.
Mbah Kandong atau Syekh Sarifudin datang dengan menggunkan Handong(Delman) dan pada akhirnya menetap di tempat itu dan lebih dikenal oleh masyarakat setempat Mbah Handong/Mbah Kandong. Saat beliau datang daerah tersebut masih seperti hutan dan warga yang tinggal di daerah ini sekitar sepuluh kepala keluarga yang masih belum memeluk agaman Islam.
Akhirnya beliau menyebarkan agama Islam dengan cara mendatangi warga dari pintu ke pintu yang pada waktu itu masyarakat sekitar masih menganut agama animisme, dan Mbah Kandong terkenal menjadi Pembawa Agama Islam yang pertama di Kampung Jatikramat dan desa Jatibening yang dulunya merupakan kecamatan Pondok Gede. Letak makam tersebut berada di Desa JatiKramat Kec. JatiAsih tepatnya di Jln.Maqom di belakang perumahan Duta Indah-Kota Bekasi.
Banyak sekali yang diceritakan oleh Ruyan dan juga keluarganya pada saat saya datang berkunjung kerumahnya. Beliau juga mengungkapkan bahwa kuat sekali keagamaan Islam di daerah tersebut , walaupun masih ada sedikit keluarga yang non-Islam tetapi kegiatan silaturahmi antar para warga di Jatikramat berjalan dengan lancar.
VI. Kesimpulan
Masih banyak yang tidak kita ketahui tentang sejarah, keadaan, dll yang berada disekitar daerah rumah kita. Eksplorasi tempat-tempat tersebut agar kita mengetahui hal yang sebenarnya sederhana untuk dicari tahu. Tetapi kita tidak akan tahu bernilai atau tidak tempat tersebut tanpa kita tahu asal-usul atau sejarah di tempat tersebut.
Comments
Post a Comment